Inilah 6 Alasan Wanita Palsukan Orgasme (Kepuasan Dalam Bercinta)
KESULITAN wanita mencapai klimaks kerap mendorong kaum hawa memalsukan orgasme. Lantas, apa saja alasan mereka membuat pemalsuan tersebut terhadap pasangannya?
Orgasme menjadi klimaks dari sebuah agenda seks. Karenanya jika pasangan tidak mencapai sesi ini, maka acara bercinta jadi kurang maksimal. Tak heran setiap pasangan pun bekerja keras agar memenuhi titik ini, terutama wanita yang kerap kesulitan mencapainya dan akhirnya mengambil jalan pintas untuk memalsukan orgasmenya. Berikut ini beberapa alasan mereka mengambil keputusan tersebut, seperti dilansir Shine.
Wanita ingin menyenangkan pasangannya
Keinginan wanita untuk membahagiakan pasangan kerap membuatnya berbohong untuk memalsukan orgasme. Apalagi bagi pria ketika dia berhasil membawa wanita mencapai orgasme, maka kenikmatan itu akan membuatnya klimaks maksimal. Tak heran, wanita pun mati-matian rela berbohong demi membahagiakan pasangannya tersebut. Ketika wanita memalsukan orgasme, biasanya dia pun akan menempatkan sebuah senyum di wajahnya menandakan bahwa dia pun berhasil mencapai klimaks bersama-sama dengan pasangan.
Semua orang suka tantangan
Wanita hanya mendapatkan sedikit getaran untuk membantu pria mencapai klimaks. Sementara hal ini tentu tidaklah cukup memuaskan. Apalagi tantangan lain menghadang, yakni bagaimana Anda bisa memuaskannya, serta berapa lama Anda dapat memperpanjang orgasme. Masalahnya, wanita kerap dilanda rasa tidak “mood” sehingga dia hanya ingin segera menyelesaikannya. Karenanya untuk memenuhi ego suaminya, maka wanita pun memilih untuk memalsukan orgasmenya.
Diserang rasa nyeri
Meskipun beberapa orang bisa terangsang ketika rasa nyeri muncul saat berhubungan seks, namun tidak semua rasa sakit tersebut terasa baik bagi wanita. Jika seorang wanita merasakan rasa sakit, maka dia pun akan tidak nyaman menjalani hubungan seksual. Tak heran, memberikan orgasme palsu pada pasangan agar sesi bercinta lebih cepat berakhir menjadi solusi instan yang mereka pilih.
Tidak percaya diri dengan tubuh sendiri
Pada titik tertentu ketika mereka berhubungan seks, berbagai hal tidak nyaman sering muncul di mana salah satunya menyoal urusan penampilan fisik, misalnya perut yang sedikit berlemak, payudara yang terlalu kecil, kulit yang kusam, dan sebagainya. Rasa tidak percaya diri tersebutlah yang mendorongnya untuk segera menyelesaikan permainan, sehingga dia tidak menyakiti pasangannya.
Dilanda amarah
Sering kali wanita beranjak ke tempat tidur dalam keadaan marah usai berseteru dengan pasangannya. Nah, sementara pasangan meminta dirinya untuk melakukan sesi bercinta. Alasan orgasme palsu pun akhirnya dipilih untuk meluapkan kekecewaannya, sambil berpura-pura menikmati di depan pasangannya.
Kurang teknik
Komunikasi adalah kunci sukses dalam suatu hubungan. Dan komunikasi selama hubungan seks berlangsung merupakan sesi terpenting untuk menciptakan kenikmatan satu sama lain. Masalahnya, wanita kerap tidak puas dengan gerakan yang dilakukan suaminya, sementara dia hanya diam dan tak mengomunikasikannya. Misalnya, dia menginginkan posisi tertentu dari pasangannya, melakukan gerakan terlalu cepat, atau terlalu lambat dan sebagainya. Masalah kejenuhan inilah yang kerap membuatnya memalsukan orgasme karena merasa jemu dengan layanan dari pasangannya.
sumber
Orgasme menjadi klimaks dari sebuah agenda seks. Karenanya jika pasangan tidak mencapai sesi ini, maka acara bercinta jadi kurang maksimal. Tak heran setiap pasangan pun bekerja keras agar memenuhi titik ini, terutama wanita yang kerap kesulitan mencapainya dan akhirnya mengambil jalan pintas untuk memalsukan orgasmenya. Berikut ini beberapa alasan mereka mengambil keputusan tersebut, seperti dilansir Shine.
Wanita ingin menyenangkan pasangannya
Keinginan wanita untuk membahagiakan pasangan kerap membuatnya berbohong untuk memalsukan orgasme. Apalagi bagi pria ketika dia berhasil membawa wanita mencapai orgasme, maka kenikmatan itu akan membuatnya klimaks maksimal. Tak heran, wanita pun mati-matian rela berbohong demi membahagiakan pasangannya tersebut. Ketika wanita memalsukan orgasme, biasanya dia pun akan menempatkan sebuah senyum di wajahnya menandakan bahwa dia pun berhasil mencapai klimaks bersama-sama dengan pasangan.
Semua orang suka tantangan
Wanita hanya mendapatkan sedikit getaran untuk membantu pria mencapai klimaks. Sementara hal ini tentu tidaklah cukup memuaskan. Apalagi tantangan lain menghadang, yakni bagaimana Anda bisa memuaskannya, serta berapa lama Anda dapat memperpanjang orgasme. Masalahnya, wanita kerap dilanda rasa tidak “mood” sehingga dia hanya ingin segera menyelesaikannya. Karenanya untuk memenuhi ego suaminya, maka wanita pun memilih untuk memalsukan orgasmenya.
Diserang rasa nyeri
Meskipun beberapa orang bisa terangsang ketika rasa nyeri muncul saat berhubungan seks, namun tidak semua rasa sakit tersebut terasa baik bagi wanita. Jika seorang wanita merasakan rasa sakit, maka dia pun akan tidak nyaman menjalani hubungan seksual. Tak heran, memberikan orgasme palsu pada pasangan agar sesi bercinta lebih cepat berakhir menjadi solusi instan yang mereka pilih.
Tidak percaya diri dengan tubuh sendiri
Pada titik tertentu ketika mereka berhubungan seks, berbagai hal tidak nyaman sering muncul di mana salah satunya menyoal urusan penampilan fisik, misalnya perut yang sedikit berlemak, payudara yang terlalu kecil, kulit yang kusam, dan sebagainya. Rasa tidak percaya diri tersebutlah yang mendorongnya untuk segera menyelesaikan permainan, sehingga dia tidak menyakiti pasangannya.
Dilanda amarah
Sering kali wanita beranjak ke tempat tidur dalam keadaan marah usai berseteru dengan pasangannya. Nah, sementara pasangan meminta dirinya untuk melakukan sesi bercinta. Alasan orgasme palsu pun akhirnya dipilih untuk meluapkan kekecewaannya, sambil berpura-pura menikmati di depan pasangannya.
Kurang teknik
Komunikasi adalah kunci sukses dalam suatu hubungan. Dan komunikasi selama hubungan seks berlangsung merupakan sesi terpenting untuk menciptakan kenikmatan satu sama lain. Masalahnya, wanita kerap tidak puas dengan gerakan yang dilakukan suaminya, sementara dia hanya diam dan tak mengomunikasikannya. Misalnya, dia menginginkan posisi tertentu dari pasangannya, melakukan gerakan terlalu cepat, atau terlalu lambat dan sebagainya. Masalah kejenuhan inilah yang kerap membuatnya memalsukan orgasme karena merasa jemu dengan layanan dari pasangannya.
sumber
Comments