Penyebab Nyeri Saat Sanggama
Penyebab Nyeri Saat Sanggama - HUBUNGAN seks adalah salah satu kenikmatan manusia yang paling besar, tapi juga salah satu masalah manusia yang paling besar. Hubungan seks lebih dari jenis komunikasi yang lain, menuntut pengertian, pengorbanan, dan kasih sayang.
Hubungan seks yang baik hendaknya menimbulkan suatu kenikmatan tersendiri bagi dua insan yang melakukannya. Namun, beberapa wanita terkadang mengalami nyeri pada saat sanggama, atau biasa disebut dispareunia. Apa sebabnya?
Dispareunia adalah nyeri yang dialami pada daerah genital atau panggul saat sanggama. Nyeri tersebut mungkin bersifat superfisial yang timbul akibat faktor psikologis, seperti kecemasan, rasa bersalah, dan rasa takut penetrasi seksual. Faktor ini juga bisa menimbulkan vaginismus, yaitu kejang tak sadar pada otot di sekeliling pintu masuk vagina.
Menurut dr.Miriam Stoppard, seorang pakar parenting asal Inggris, penyebab yang sering ditemukan pada dispareunia adalah kekeringan vagina, khususnya pada wanita di usia pra-menopause, menopause, dan pasca-menopause. Nyeri superfisial selama sanggama juga dapat menimbulkan infeksi saluran kemih atau genital.
Nyeri yang terasa dalam panggul selama sanggama mungkin timbul akibat kelainan rongga panggul atau organ panggul, misalnya penyakit peradangan panggul.
“Jika Anda merasa nyeri yang dialami akibat kekeringan vagina karena kurangnya rangsangan, beritahu pasangan Anda agar meluangkan lebih banyak waktu untuk foreplay. Anda juga dapat mencoba jeli pelumas. Pada wanita menopause, krim estrogen atau spiral yang dimasukkan ke dalam vagina, sangat bermanfaat,” tutur dr. Miriam seperti yang ia tulis dalam buku karangannya berjudul Panduan Kesehatan Keluarga.
Namun, lanjut dr.Miriam, jika masalah ini terus terjadi dalam kehidupan seksual Anda, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter.
“Jika berkonsultasi dengan dokter, ia mungkin akan mengambil sediaan apus dari vagina dan leher rahim untuk mencari kemungkinan infeksi. Mungkin juga melakukan USG dan CT scan panggul untuk mencari kejanggalan. Jika tidak ditemukan kelainan, Anda perlu mempertimbangkan kemungkinan penyebab psikologis,” ungkapnya.
via okezone
Comments